Program Wirausaha Merdeka ini merupakan program yang diinisiasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi dan mendapat dukungan pendanaan dari Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan (LPDP). Program yang diluncurkan pada 29 Agustus 2022 tersebut telah diikuti 1.067 mahasiswa yang berasal dari 17 perguruan tinggi dari Aceh hingga Indonesia Timur dan telah menghasilkan 107 kelompok dengan 103 ide bisnis. Ke-103 ide bisnis tersebut dipamerkan dalam kegiatan Demo Day Wirausaha Merdeka, program Project Based Learning Technopreneurship (PBLT) yang digelar di Dyandra Convention Hall,Surabaya, Senin (5/12/2022). Selain itu, sampai hari ini, ada sekitar 900 mahasiswa yang sudah melaksanakan sertifikasi dan uji kompetensi. Menyusul, sekitar 167 mahasiswa akan melaksanakan sertifikasi dan uji kompetensi pada Selasa (6/12/2022). Dari sisi Hak Kekayaan Intelektual (HKI), sekitar 70 persen sudah melakukan pengajuan.
Ketua Umum Kadin Jatim, Adik Dwi Putranto menyatakan sangat senang melihat keberhasilan mahasiswa-mahasiswa yang menjadi peserta program Wirausaha Merdeka. Hal ini akan menjadi bekal bagi mereka untuk menjadi wirausaha yang berhasil di masa mendatang. “Kadin Jatim miliki komitmen dalam menciptakan wirausaha-wirausaha berprestasi yang akan membawa Indonesian menjadi negara makmur. Kadin juga berkomitmen dalam meningkatkan kualitas SDM dan tenaga kerja di Jawa Timur agar berdaya saing tinggi,” ujarnya. Untuk itu, Kadin Jatim telah bekerjasama dengan tiga lembaga luar negeri Kadin Jatim, yaitu dengan Industrie-und Handelskammer (IHK) Trier atau Kadin Jerman dan Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit GmbH atau GIZ serta dengan dVET System Development Swisscontact.
“Kami ingin di setiap
industri besar dan kecil,
miliki pelatih tempat
kerja yang sesuai harapan
bersama, yang mampu
mencetak tenaga kerja
berkompeten. Kami
berupaya menyiapkan
semua industri untuk
miliki pelatih tempat
kerja,” tandasnya.
Melalui program Wirausaha Merdeka ini, Adik berharap akan lahir ribuan tenaga kerja dan wirausaha yang
berkompeten. Karena sejauh ini jumlah wirausaha Indonesia masih sangat kecil, hanya sekitar 3,5 persen hingga 4 persen dari total jumlah penduduk. Jumlah ini lebih kecil dibanding negara tetangga, Vietnam misalnya jumlah wirausahanya sudah mencapai 6 persen hingga 7 persen. Bahkan jumlah wirausaha di Singapura sudah mencapai 8 persen. ‘Untuk menjadi negara makmur dan sejahtera, juga wirausahanya harus mencapai 12 persen. Kita ketinggalan jauh dari negara tetangga,” katanya. Terlebih jumlah industri yang bisa menampung seluruh lulusan perguruan tinggi sangat terbatas. Sehingga solusinya adalah dengan menciptakan wirausaha sebanyak-banyaknya.
“Dengan kolaborasi yang sangat kuat antara dunia pendidikan, dunia usaha dan industri serta pemerintah, saya yakin jumlah wirausaha kita akan bisa bergerak cepat,” ujar Adik. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Direktur PPNS Eko Julianto bahwa banyaknya kelompok bisnis dan ide bisnis yang tercipta menjadi satu pencapaian luar biasa. Bahkan dari seluruh mahasiswa yang ikut, tidak satu pun yang berhenti tengah jalan. “Hari ini kita sudah dapat membuktikan bahwa hal yang awalnya di awang-awang, ternyata kita mampu melakukannya melalui kerjasama yang baik semua pihak,