PPNS Bersama Kadin dan IPERINDO
Dorong Kemajuan Maritim di Jatim
SURABAYA, Selasa (31/1/2023): Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) bersama Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur, IPERINDO, dan perusahaan mitra mendorong percepatan pembangunan dan perkembangan kluster industri maritim di Jawa Timur. Sebagai negara maritim yang memiliki potensi besar, Indonesia khususnya Jawa Timur dinilai sudah memiliki sumber daya yang cukup, baik dari segi lokasi, perusahaan, sampai perguruan tinggi penyuplai SDM bidang perkapalan.
IAB PPNS 2023 dan support dari UK Skill for Prosperity Project
PPNS Industrial Advisory Board adalah program tahunan PPNS yang mengundang industri di bidang maritim dan Industri penunjang di bidang lainnya sebagai wadah bagi PPNS dalam meningkatkan relevansi dan kompetensi dengan kebutuhan industri. Acara ini dihadiri oleh Kadin, Kemdikbudristek, perwakilan dari industri, perusahaan, asosiasi.
Industrial Advisory Board (IAB) dibuka dengan sambutan dari Direktur Eko Julianto. Dalam sambutannya, Eko menyampaikan berbagai prestasi PPNS yang mendukung dan berharap adanya sinergi dan kemitraan untuk perkembangan dunia maritim Indonesia. IAB PPNS 2023 terselenggara berkat dukungan dari UK Skill for Prosperity Project yang merupakan bantuan hibah dari pemerintah Inggris dalam pengembangan Sumber Daya Manusia di bidang Maritim, dengan dukungan International Labour Organization (ILO) sebagai Implementation Project.
Penandatangan MOU bersama Mitra PPNS
Acara IAB dibuka dengan sambutan dari Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Saryadi, ST., MBA. Dalam sambutannya, Saryadi memberikan pemahaman tentang potensi PPNS sebagai Badan Layanan Umum (BLU). Sejalan dengan kegiatan IAB bersama perusahaan, Saryadi berharapV agar PPNS dapat membentuk kemitraan yang strategis khususnya untuk generate income dalam mendukung BLU.
Dalam sesi diskusi pertama, Direktur PPNS bersama dengan Kadin menyoroti tentang kluster industri maritim di Jawa Timur. Menyoroti sumber daya di Jawa Timur yang memiliki banyak potensi untuk perkembangan dunia maritim.
Yang sekarang sudah ada perlu ditingkatkan karena Indonesia adalah negara maritim. Salah satu infrastrukturnya adalah kapal,” kata Ketua Kadin Jawa Timur, Adik Dwi Putranto.
“Harus secepatnya dan serius membuat kluster industri maritim.”
Bersama Kadin dan Stake Holder lainnya dalam bahasan “Industrial Adivsory Board.”
PPNS, menurut Ketua Kadin Jawa Timur, adalah satu-satunya Perguruan Tinggi yang konsen terhadap sektor perkapalan. Saat ini, Perguruan Tinggi yang statusnya sudah berubah menjadi Badan Layanan Umum (BLU) tersebut telah memiliki 16 prodi yang semuanya terkait dengan industri kemaritiman, mulai dari Teknik Perancangan dan Konstruksi Kapal hingga Teknik Desian dan Manufaktur serta Teknik Otomasi.
“Mereka ini ahlinya di kapal. Yang perlu ditingkatkan bagi mahasiswanya adalah pembentukan karakter agar memiliki daya juang tinggi. Dan kadin akan meyiapkan pelatih tempat kerja di industri perkapalan serta harmonisasi kurikulum,” katanya.
Pelatihan Pelatih Tempat Kerja dinilai sangat penting agar nantinya pelatih di industri perkapalan ini mengerti dan paham apa yang harus dilakukan ketika ada mahasiswa yang magang di industri terkait.
“Pelatihnya ini yang kita beri pemahaman apa yang harus diajarkan kepada mahasiswa. Jangan dibiarkan, agar mahasiswa yang magang bisa lebih inovatif karena dalam pembelajaran nanti ada karakter dan inovasi,” terang Adik.
Dalam Sesi Kedua, Mary Kent dari ILO menyoroti pentingnya pembentukan Komite Sektoral Bidang Perkapalan di Indonesia. Komite sektoral juga akan mendukung perumusan keahlian bidang perkapalan di Indonesia. Ketua Umum IPERINDO, Anita Puji Utami, menekankan Ikatan Perusahaan Industri Galangan Kapal dan Lepas Pantai Indonesia- IPERINDO akan melakukan koordinasi agar kebutuhan SDM dalam industri maritim dapat terpenuhi. IPERINDO juga akan melakukan kerjasama industri dan lembaga pendidikan & penelitian untuk berkontribusi dalam keluasan ilmu pengetahuan di berbagai bidang khususnya teknologi informasi sehingga SDM mampu beradaptasi dengan era revolusi industri 4.0.