Maritime Skill forProsperity Program

posted in: artikel | 0

Secara global, sektor maritim bertumbuh seiring dengan meningkatnya permintaan akan tenaga kerja terampil. Seiring dengan cita-cita Indonesia untuk menjadi negara maritim yang kuat baik secara ekonomi dan inovasi, pemerintah memprioritaskan pendekatan baru dan inovatif dalam pendidikan khususnya bidang maritim. Sistem Pendidikan vokasi atau keterampilan di Indonesia dapat memainkan peran penting dalam mempersiapkan dan memenuhi permintaan akan keterampilan kerja yang memenuhi standar internasional.Tentunya masih ada beberapa tantangan yang dihadapi. Ketidaksesuaian yang terus terjadi antara keterampilan yang dimiliki individu dan tuntutan pasar kerja membuat transisi lulusan pendidikan vokasi ke dunia kerja menjadi tugas yang berat. Penyelerasan antara keterampilan dan kebutuhan pasar memerlukan kontribusi bersama dari sektor swasta untuk mengimbangi pertumbuhan yang diharapkan dalam industri ini.a

Skill for Prosperity Program(SfP-Indonesia) bekerja sama dengan pemerintah, industri maritim, serikat pekerja, asosiasi, perguruan tinggi vokasi, serta mitra lainnya untuk mengatasi tantangan-tantangan utama ini. Kegiatan The Maritime Skills for Prosperity (SfP) Programme di Indonesia didanai oleh Pemerintah Inggris di bawah Global Prosperity Fund Programme dengan menggandeng International Labour Organization (ILO) Jakarta, sebagai lembaga di bawah PBB,sebagai pelaksana program. Di Indonesia, program ini bertujuan untuk meningkatkan kesetaraan, kualitas dan relevansi pengajaran dan pembelajaran melalui implementasi program pada Lembaga Mitra dalam hal ini Politeknik; dan untuk mendukung pengembangan kebijakan dan sistem di tingkat nasional. Implementasi program dimulai pada tahun 2020 dengan melibatkan empat politeknik negeri Indonesia di bawah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Setiap politeknik memiliki keahlian spesifik di berbagai subsektor ekonomi maritim. Keempat politeknik tersebut adalah: Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya untuk subsektor industri pembangunan kapal, PoliteknikNegeri Batam untuk subsektor Logistik, Politeknik Maritim Negeri Indonesia untuk subsektor Kepelautan, dan Politeknik Negeri Menado untuk subsektor Wisata Bahari.

Sangat penting bagi sektor ini untuk memenuhi permintaan akan tenaga kerja berketerampilan tinggi yang terus meningkat dan terus berubah sesuai kebutuhan industri. Program ini melibatkan perguruan tinggi dari Inggris untuk membantu politeknik dalam meningkatkan kurikulum dan pedagogi mereka serta mengadopsi teknologi digital dalam pengajaran.Mengingat banyaknya kerjasama dan aktivitas internasional, program ini juga membantu politeknik meningkatkan program pengajaran bahasa Inggris. Selain itu, program ini berupaya mengantisipasi permintaan keterampilan di masa depan danmemfasilitasi perumusan strategi sektor keterampilan dan pengembangan tenaga kerja yang responsif terhadap pertumbuhan dan transformasi industri. Upaya ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapan masa depan lulusan politeknik. RELEVANSI INDUSTRI: Meningkatkan relevansi program studi dan pembelajaran mahasiswa untuk memenuhi kebutuhan keterampilan industri, sekaligus memaksimalkan keberhasilan mahasiswa dalam menyelesaikan studi dan kemajuan menuju pekerjaan yang layak. Bertujuan untuk mengurangi ketidaksesuaian keterampilan, program ini berupaya memperkuat keterlibatan industri dalam pendidikan dan pelatihan maritim. Program ini juga meningkatkan kemitraan antara

Penguatan dan upaya
untuk meningkatkan
kesiapan masa depan
lulusan PPNS.

perusahaan dan politeknik untuk menyediakan pembelajaran berbasis kerja, termasuk pemagangan. Karena industri telah menekankan pentingnya keterampilan hardskill dan softskill, program ini bertujuan untuk mengintegrasikan bidang kompetensi ini ke dalam kurikulum dan program pelatihan.

MENJADI PUSAT
KEUNGGULAN:

Mengembangkan kepemimpinan kelembagaan dan praktik baik yang dapat berkontribusi pada masyarakat dan perekonomian lokal dan dapat dijadikan contoh bagi lembaga akademik dan pembelajaran lainnya. Hal ini dapat mencakup pengembangan kolaborasi internasional di luar cakupan program Skill for Prosperity. Bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, keberlanjutan dan kesetaraan dalam pembiayaan di politeknik,program ini memfasilitasi dialog pemangku kepentingan mengenai diversifikasi sumber pendanaan, peningkatan efektivitas biaya dalam pendidikan dan pelatihan dan pilihan alternatif untuk pembagian biaya bersama pemerintah-swasta. Hal ini akan membantu menjadikan TVET lebihterjangkau bagi mahasiswa.

Pelaksanaan program Maritime Skill for Prosperity di Politeknik Perkalapan Negeri
Surabaya (PPNS) dimulai sejak 2020 ditandai dengan peluncuran program pada 18
February 2020, yang dihadiri oleh Wakil Gubernur Jawa Timur, Bapak Emil Dardak;
Wakil Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Bapak Rob Fenn; Country Director ILO
untuk Indonesia, Ibu Michiko Miyamoto.

Aktivitas Penguatan Keterlibatan Industri dalam Pengembangan PPNS

Aktivitas terakhir program Maritime
Skill for Prosperity di PPNS terkait
dengan pengenalan dan
pembangunan kesadaran terkait
Gender Equality,
Disability, and Social
Inclusion (GEDSI) di
lingkungan PPNS.


Luaran dari aktivitas ini termasuk
terbentuknya Satgas PPKS
(Pencegahan dan Penanganan
Kekerasan Seksual) di PPNS,
penyusunan SOP untuk penjegahan
dan penanganan kekerasan seksual
di kampus.