Surabaya, Ditjen Vokasi – Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) berhasil mengembangkan alat navigasi untuk kapal berupa Automatic Identification System (AIS) untuk mengurangi risiko terjadinya kecelakaan antarkapal. AIS PPNS ini merupakan salah satu praktik baik dari program Matching Fund 2022 antara PPNS dengan mitra industri mereka, yakni PT Palka Sarana Utama.
AIS sendiri merupakan sebuah alat navigasi yang wajib dipasang di kapal ukuran 35 GT dan kapal penangkap ikan 60 GT. Kewajiban tersebut sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 7 Tahun 2019 tentang Pemasangan dan Pengaktifan Sistem Identifikasi Otomatis bagi Kapal yang Berlayar di wilayah Perairan Indonesia. Perangkat AIS PPNS ini berbentuk kotak yang compact. Alat ini dilengkapi dengan monitor layar sentuh dan beberapa port untuk kebutuhan integrasi dengan perangkat navigasi lain. Perangkat ini juga dirancang dengan casing berbahan aluminium sehingga dapat bertahan terhadap berbagai macam cuaca di laut.
Ketua pelaksana program, Afif Zuhri Arfianto, mengatakan bahwa pengembangan alat navigasi ini tidak lepas dari kasus kecelakaan kapal perikanan yang masih sering terjadi di Indonesia. Kondisi tersebut membuat penggunaan alat identifikasi kapal menjadi sangat penting untuk meningkatkan keamanan dalam operasional keseharian kapal-kapal perikanan. “Penerapan sistem AIS akan dapat membantu pengaturan lalu lintas kapal dan pada akhirnya akan mengurangi bahaya dalam bernavigasi,” kata Afif.
Saat ini, perangkat ini telah dikembangkan hingga tahap uji coba yang sudah dilakukan pada kapal penumpang dan juga kapal nelayan. Pengujian pada kapal penumpang dilakukan selama 22 jam perjalanan dari Surabaya menuju Lombok.Hasil pengujian pada kapal penumpang menunjukkan bahwa alat berjalan dengan baik dan bisa menerima informasi dari kapal-kapal yang ada di sekitarnya. Sementara itu, pengujian di kapal nelayan dilakukan di Brondong, Lamongan dan di Sedati, Sidoarjo. Data dari 2 (dua) tempat tersebut menunjukkan bahwa banyak nelayan yang masih merasa asing dengan adanya perangkat AIS.
Tim peneliti juga sudah melakukan sosialisasi terhadap pentingnya penggunaan perangkat AIS pada kapal-kapal nelayan untuk mengurangi risiko kecelakaan kapal nelayan dengan kapal-kapal besar. Sosialisasi dilakukan terhadap nelayan Tambak Cemandi, Sedati, Sidoarjo.
Sementara itu, Direktur PT Palka Sarana Utama, Novirwan S. Said, mengatakan bahwa selama ini teknologi AIS yang digunakan lebih banyak menggunakan produk impor. “Ini adalah wujud kebanggaan dan kemandirian industri navigasi kapal di Indonesia,” kata Novirwan. (PPNS/Nan/Cecep Somantri)