Salah satu cara untuk meningkatkan keselamatan pelayaran pada kapal dengan menggunakan Automatic Identification System (AIS), sesuai rekomendasi dari International Maritime Organization (IMO) dan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor (PM) 7 Tahun 2019. Kapal penumpang dan Kapal barang Non Konvensi ukuran >GT35 dan kapal penangkap ikan >GT60 wajib memiliki perangkat AIS minimal kelas B. Namun, dalam pelayaran tidak bisa di pungkiri bahwa kapal dibawah ukuran tersebut yang tidak memasang perangkat AIS. Dari 51194 kapal penangkap ikan yang terdaftar di Departemen Perhubungan, 54,4% kapal memiliki ukuran kapal di bawah GT30. Hal ini dapat menggugurkan kewajiban pemasangan AIS. Oleh karena itu, penulis membuat sistem yang dapat mencakup semua tingkatan dalam pemasangan AIS. Terdapat 3 node, 1 menggunakan LoRa untuk low level Ship <GT35, Node 2 menggunakan AIS transmitter untuk midle level ship GT35-GT60, dan Node 3 menggunakan Lorais transponder untuk high level ship >GT60. Pada tugas akhir ini penulis membuat sistem transponder, yang menggabungkan AIS dengan Long Range (LoRa). Pesan AIS yang digunakan dalam metode carries sense beruupa pesan 18 untuk data dinamis berupa latitude, longitude, waktu (UTC), Couse of Ground (COG), dan Speed of Ground (SOG). 24 untuk data statis berupa MMSI, Nama Kapal, Jenis Kapal, Vendor ID, Call Sign dan dimensi kapal dan pesan 24 berupa. Dari pengujian yang sudah dilakukan, didapatkan hasil dari encoding dan decoding melalui Frekuensi 915MHz berupa pesan 18 dan 24. Pengujian jarak menghasilkan jarak ±2.2km dengan output power 0.1Watt menghasilkan RSSI -83dBm dan pengujian jarak pada VHF didapat jarak ±6.6km dengan output power 5Watt.
